tu(gas)lisan #1

 

PENGARUH ORANG TUA TERHADAP ANAK

Pendahuluan

Orang tua merupakan madrasah atau sekolah awal bagi setiap anak, karena keluarga merupakan lingkungan yang paling utama dalam membentuk pendidikan karakter anak. Orang tua pula memiliki kewajiban untuk membimbing, mengarahkan, mengajari, merawat, dan mengasuh anak. Anak perlu motivasi serta doorongan positif untuk tumbuh kembangnya agar dapat memberikan kekuatan pada mental dan keyakinan anak. Oleh karena itu orang tua sangat berperan penting dalam pertumbuhan anak.

Peran penting orang tua tidak terlepas pada pendidikan si anak, dari sini lah anak perlu diajarkan nilai-nilai positif, pendidikan moral, akademik, serta  spiritual. Jangan sampai anak yang lahir menjadi anak yang tidak mempunyai kepribadian.

Orang tua yang mengacuhkan anaknya cenderung menjadikan anak nakal yang tidak patuh pada aturan, bahkan sering melanggar norma masyarakat nantinya. Jadi, pada hal ini pentingnya peran orang tua dalam memonitoring dan me-follow up perkembangan anak, hingga tidak ada yang terlewat agar nanti pada waktunya anak dapat menjadi generasi yang cemerlang.

Pembahasan

            Tentunya setiap orang tua menginginkan anak yang berbakti pada orang tuanya, oleh karena itu dari sini dapat kita latih bagaimana cara pengasuhan kita pada anak agar anak menjadi pribadi penerus bangsa yang berguna dan membawa dampak positif. Karena orang tua merupakan tempat yang paling pertama dan utama anak belajar, hendaknya orang tua memberikan pendidikan yang baik sebagai bekal untuk anak tumbuh dan berkembang.

Adapun faktor yang akan mempengaruhi peran orang tua dalam pendidikan anak menurut Friedman dalam Slameto antara lain: faktor status sosial ditentukan oleh unsur-unsur seperti pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan;  faktor bentuk keluarga; faktor tahap perkembangan keluarga yang bermula pada awal pernikahan yang kemudian dilanjutkan dengan tahap persiapan menjadi orangtua; faktor model peran. (Slameto, 2003)

Tingkat pendidikan orang tua juga akan berpengaruh pada kelangsungan pendidikan anak nanti, hal ini terjadi karena pengaruh pendidikan orang tua akan berorientasi pada pendidikan yang akan orang tua berikan pada anaknya. Semakin tinggi pendidikan orang tua maka semakin tinggi pula pola pikir dalam mendidik anaknya, selain itu dengan pengatahuan yang luas dari orang tua akan memudahkan orang tua untuk berdiskusi dengan anak. (Novrinda, 2017)

Di masa awal pertumbuhan anak, anak kecil perlu diajarkan, dibimbing, dan diarahkan, karena mereka belum mampu untuk memilih hal yang baik dan buruk. Oleh karena itu peran orang tua sangat dibutuhkan pada awaal pertumbuhan anak. (Hasyim, 1983) Seperti perkataan Syarief Muhidin yang dikutip dalam sebuah jurnal, dia mengatakan bahwa “Keluarga adalah tempat yang paling efektif untuk membentuk kepribadian si anak, karena tidak ada satupu lembaga kemasyarakatan yang mampu mennadingi keluarga dalam membentuk keoribadian tersebut. Yang lebih lagi adalah bukan hanya perkembangan fisik saja yang mampu dibentuk dalam keluarga, akan tetapi juga pada perkembangan psikologis anak”. (Putri Wardatul Asriyah)

Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dasar untuk terbentuknya jiwa keagamaan. Perkembangan agama sebagaimana yang dikemukaakaan oleh W. H. Clark berjalin pada unsure - unsur kejiwaan, sehingga agak sulit untuk diidentifikasi secara jelas, hal ini disebabkan oleh masalah yang menyangkut kejiwaan manusia demikian rumit dan kompleksnya. Namun demikian melalui fungsi- fungsi jiwa yang masih sangat sederhana tersebut, agama terjalin dan terlibat di dalamnya. (Jalaludin, 1997)

Orang tua sebagai orang yang dituakan oleh anak memiliki tanggung jawab untuk memberikan arahan, pengawasan serta kasih sayang pada anak agar anak mencapai kesejahteraannya. Menurut Alferd Kardushin (Putri Wardatul Asriyah) peranan orang tua pada anak diantaranya adalah:

1.      Orang tua diharapkan mampu memberikan dan memenuhi kebutuhan anak terhadap sandang, pangan, papan, kesehatan hingga rekreasi si anak.

2.      Orang tua harus mampu memberikan keperluan emosional pada anak seperti rasa kasih, sayang, perhatian dan cinta agar anak memiliki manajemen emosi yang baik

3.      Orang tua diharapkan mampu memberikan rangsangan untuk kecerdasan formal, perkembangan sosial dan spiritual.

4.      Orang tua harus mampu untuk memdidik anak agar bersosialisasi sehingga anak dapat bergaul dan diterima di kelompoknya tersebut.

5.      Orang tua wajib melindungi anak dari gangguan emosional, fisik dan sosial

6.      Orang tua harus mampu mendisiplinkan anak jika anak mengalami penolakan dari kelompoknya.

7.      Orang tua harus menampilkan diri bahwa dia adalah meruapakan contoh atau model dari tokoh identifikasi lawan jenis

8.      Orangtua harus menjaga hubungan di lingkungan anggota keluarga agar tetap stabil

9.      Orang tua harus menyediakan untuk anak tempat yang bersih untuhnya dala berkehidupan sosial di masyarakat.

Selain hal diatas ada beberapa tambahan lain, yaitu: diharapkan orang tua mampu menjadi teman diskusi anak terhadap berbagai hal yang ditanyakan anak pada orang tua, orang tua mampu mengembangkan tradisi dan nilai-nilai agama yang telah diturunkan, orang tua mampu membimbing anak terhadap maslaah yang dialami oleh anak, orang tua mampu menggali dan menemukan bakat atau potensi anak pada hal yang mempunyai dampak dan nilai positif untuk si anak, dan orang tua juga perlu untuk menunjukkan rasa kasih sayang dan perhatiannya pada anak, agar anak tersebut merasa berharga dan dihargai keberadaannya di lingkungan keluarga.

Pola asuh orang tua juga sangat penting dalam melihat perkembangan anak nantinya. Pola asuh merupakan suatu bentuk interaksi antara orang tua kepada anak dalam melakukan kegiatan mendidik, membimbing, merawat serta melindungi anak, hingga anak mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya secara dewasa dan mandiri tanpa pendampingan dari orang  tua lagi. Pola asuh ini adalah proses untuk meningkatkan dan mendukung perkembangan emosonal, fisik, sosial, bahakn intelektual yang dimulai dari kecil sampai mereka hidup mandiri di masa dewasa kelak. Penerapan pola asuh orang tua pada anaknya ini meliputi pola interaksi, oenerapan aturan dalam rumah, bahkan penerapan sistem [enghargaan ataupun hukuman pada anak.

Menurut Hurlock (Hurlock, 2011) mengemukakan ada tiga jenis pola asuh yang diterapkan orang tua terhadap anaknya yaitu;

1.      Pola asuh otoriter. Pola asuh ini ditandai dengan cara mengasuh anak dengan aturan-aturan yang ketat, seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama sendiri dibatasi.

2.      Pola asuh demokratis. Ditandai dengan adanya pengakuaun orang tua terhadap kemampuan aank, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung pada ornga tua.

3.      Pola asuh permisif. Pola asuh permisif ini ditandai dengan cara orang tua dalam mendidik anak yang cenderung bebas, anak dianggap sebagai orang dewasa atau muda, ia diberi kelonggaran seluas-luasnya untuk melakukan apa saja yang ia kehendaki.

Dalam sebuah jurnal penelitian dar Lisa Megawati meyebutkan bahwa pada tahap awal orang tua dalam mendidik anak yaitu mengajarrkan ajaran agama, misalnya baca atau tulis Al-Qur’an, meminta anak untuk mengikuti kegiatan TPA. Lalu untuk selanjutnya pada tahap kedua anak diajarkan untuk berperilaku di kehidupan sosialnya. Misalnya seperti menyayangi yang lebih muda seperti adiknya dan menghormati yang lebih tua seperti kakak atau sepupunya yang lain, mengajarkan untuk senyu, sapa, salam, santun, jika bertemu orang lain, dan mengajarkan bertingkah laku yang sopan. Peranan ketiga orang tua yaitu mengajarkan anak untuk berperilaku yang baik seperti menanamkan sikap sabar dan jujur. (Megawati)

Kesimpulan

Peran penting orang tua tidak terlepas pada pendidikan si anak, dari sini lah anak perlu diajarkan nilai-nilai positif, pendidikan moral, akademik, serta  spiritual. Jangan sampai anak yang lahir menjadi anak yang tidak mempunyai kepribadian.

Adapun faktor yang akan mempengaruhi peran orang tua dalam pendidikan anak menurut Friedman dalam Slameto antara lain: faktor status sosial ditentukan oleh unsur-unsur seperti pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan;  faktor bentuk keluarga; faktor tahap perkembangan keluarga yang bermula pada awal pernikahan yang kemudian dilanjutkan dengan tahap persiapan menjadi orangtua; faktor model peran.

Refrensi

Hasyim, U. (1983). Cara Mendidik Anak. Surabaya: Bina Ilmu.

Hurlock, E. B. (2011). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga .

Jalaludin. (1997). Psikologi Agama. Jakarta : PT Grafindo Persada.

Megawati, L. (n.d.). Peranan orang Tua dalam Pendidikan Anak pada Keluarga Nelayan . Jurnal Sosiologi FKIP , 5.

Novrinda, N. K. (2017). Peran Orang Tua pada Anak Usia Dini ditinjau dari Latar Belakang PEndidikan Orang Tua. Jurnal Potensia , 41.

Putri Wardatul Asriyah, B. M. (n.d.). Peranan Orang Tua Terhdap Perilaku Anak Sebagai Pemirsa Televisi Di Rumah. Prosiding KS : Riset dan PKM , 279.

Slameto. (2003). Peran Ayah dalam Pendidikan Anak. Salatiga: Satya Wiydya.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

anak perempuan

blessed

Past Reflection