Meski cuma sebentar
Aku nggak tahu, apakah kamu sadar bahwa satu demi satu momen kecil kita, ternyata tumbuh jadi sesuatu yang diam-diam hangat di dadaku.
Kadang hidup mempertemukan dua orang bukan untuk berjalan bersama selamanya, tapi untuk saling belajar, saling menguatkan, meski cuma sebentar.
Aku pernah menatapmu dengan mata penuh binar, saat kamu belum sadar. Aku pernah menyebut namamu diam-diam dengan malu-malu. Aku pernah menganggap senyummu sebagai bonus hari baikku. Tapi aku juga sadar, tidak semua rasa harus dimiliki, dan tidak semua harapan harus diperjuangkan.
Aku belajar bahwa mencintai bukan soal memiliki, tapi tentang merestui langkah seseorang meski langkah itu menjauh dariku.
Mungkin nanti, saat kamu sudah sangat jauh—entah dalam jarak, waktu, atau kisah hidupmu—aku akan tersenyum sendirian, mengingat pernah ada seorang yang membuatku percaya bahwa debar kecil bisa muncul dari hal sederhana: tatapan mata, tumpukan tepung, atau foto terakhir sebelum perpisahan.
Aku gak tahu apakah kamu tahu perasaanku. Tapi aku tahu, kamu akan jadi orang hebat. Maka, jalani semua mimpimu. Jangan ragu. Jangan menoleh ke belakang.
Kamu pernah jadi orang yang membuat dadaku terasa penuh—dengan hal yang nggak bisa dijelaskan. Terima kasih sudah datang sejenak. Dan kalau semesta terlalu sibuk mempertemukan kita lagi, aku akan baik-baik saja. Karena pernah mencintaimu, meski singkat, sudah cukup jadi musim yang hangat dalam hidupku.
Dengan senyum dan pelan-pelan mengikhlaskan.
Maul :)
Komentar
Posting Komentar