Tu(gas)lisan - Kebudayaan, Agama, dan Gender.
Kebudayaan, Agama, dan Gender. Pendahuluan Dari dulu hingga sekarang, kesenjangan gender antara laki-laki dan perempuan masih saja exist di masyarakat. Sebagai contoh yakni perempuan yang harus menyukai warna merah muda, dan laki-laki harus menyukai warna yang gelap; perempuan yang setelah menikah harus di dapur dan tidak bisa berkarir sedangkan laki-laki harus menjadi pekerja keras untuk menafkahi keluarganya. Stereotype seperti ini agaknya memang sudah sangat lumrah di masyarakat saat ini baik itu yang tinggal di desa atau di kota. Beberapa orang memandang bahwa setara itu berarti laki-laki dan perempuan memiliki kemampuan yang sama, misalnya laki-laki mampu mengangkat beban 50 kg berrati perempuan juga harusnya dituntut mampu mengangkat beban 50 kg juga. Ini adalah contoh analogi yang keliru. Pada dasarnya setara itu bukan berarti sama, kesetaraan itu berarti setiap individu baik itu laki-laki atau perempuan (terlepas dari status apapun) memiliki hak dan kesempatan yang ...